Seminar Keluarga di Klaten, 12.6.24
Pdt Daniel Alexander [sesi 1]
BAGAIMANA MENJADIKAN KONFLIK MENJADI SEBUAH KEKUATAN UNTUK MENCAPAI KESEPAKATAN.
Banyak konflik dalam keluarga sebagian besar ujungnya bubar, tapi kita belajar Tuhan Raja Damai mengubah konflik menjadi damai.
Penyebab konflik:
- Curiga ketika suami istri kehilangan kepercayaan maka akan timbul rasa curiga, curiga dalam rumah menimbulkan suasana tidak sehat dan tidak nyaman.
- Kata orang jangan biarkan orang lain di luar suami istri memperkeruh konflik, termasuk orang tua masing-masing.
Kejadian 2:24 (TB) Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. - Ada orang ketiga atau keempat yang masuk ke dalam hubungan suami istri. Jaga komunikasi suami istri sehingga pihak luar tidak bisa masuk.
KONFLIK ITU INDAH BUAT KITA ORANG YANG "UP NORMAL"
- Konflik membuat kita saling mengenal.
- Suami isteri tidak akan pernah selesai mengenali pasangannya, karena selalu akan melihat sesuatu yang baru.
- Dalam pernikahan suatu hari akan berhenti sex, akan berhenti mengurus anak dan cucu, akan berhenti mencari uang, lalu suami isteri akan berdua saja dan mereka masih akan terus belajar mengenali pasangannya, sampai salah satu meninggal.
- Suami isteri akan terus mengalami kejutan dan mengalami proses sepanjang umur mereka.
Konflik harus dikelola dengan baik, dengan hikmat Tuhan dan pertolongan Roh Kudus, kita akan menjadi manager konflik yang handal, supaya konflik bukan menjadi bahan pertengkaran apalagi untuk perceraian dalam rumah tangga.
Sekitar tahun 1978 Roh Kudus mengajar saya, tentang hukum harmonisasi dalam pernikahan, keharmonisan suami istri mutlak harus ada. Sebab keharmonisan suami isteri kekuatan dalam pernikahan.
KELUARGA YANG HARMONIS Istilah harmonis diambil dari harmoni dalam musik. Di dalam musik kita tahu ada 8 tangga nada dan 8 oktaf, masing-masing nada beda resonansi, amplitudo dan getarannya. Tapi di tangan penggubah lagu semuanya bisa menghasilkan jutaan lagu yang indah.
Tanpa harmoni maka sebuah orkestra akan berantakan. Orkestra terdiri dari puluhan alat musik dan dimainkan oleh banyak orang, mereka tunduk dan kompak dengan aba-aba dirigen yang hanya memegang tongkat kecil, Semua pemain musik bisa memainkan alat musiknya, disatupadukan menghasilkan karya simfoni indah.
TUHAN ADALAH DIRIGEN AGUNG
- Tidak mungkin mencipta lagu hanya memakai satu nada, pasti dari beberapa nada.
Dengan nada-nada yang berbeda itu tangan dirigen yang hebat yaitu Roh Kudus menghasilkan simfoni yang indah dalam keluarga kita. Jangan mengharapkan dalam perkawinan, pasangan kita sama persis dengan kita. Karena adanya perbedaan justru saling melengkapi. - Dalam sebuah lagu ada nada tinggi dan kadang juga ada nada rendah.
Ketika pasangan kita lagi tinggi nada nya: emosi, kita memakai nada rendah: sabar. Jangan memakai tangga tinggi semua. - Ada juga nada Mayor dan Minor: miring-miring.
Bisa juga pasangan kita miring-miring dalam tindakan jangan kelamaan miringnya. Menjadi tugas yang normal untuk meluruskan . - Sela [waktu Jeda].
Kalau pasangan sedang buntu menghadapi masalah, cobalah berdiam diri untuk masing-masing introspeksi diri.
KEHARMONISAN DALAM RUMAH TANGGA, HANYA BISA TERCIPTA KALAU ROH KUDUS YANG MENJADI DIRIGEN DALAM ORKESTRA KELUARGA, SEHINGGA MENGHASILKAN SIMFONI INDAH.
Keharmonisan dalam keluarga inilah yang disebut kesepakatan.
*1 Korintus 11:3 (TB) Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Tuhan
- Kepala dari Kristus adalah YAHWEH [Bapa] sebagai kepala tertinggi.
- Kepala dari suami adalah Kristus.
- Kepala dari isteri adalah suami.
Dalam keluarga kalau ada isteri yang tidak tunduk kepada suami karena suami tidak tunduk pada otoritas Kristus sebagai kepala suami. Sebaliknya kalau suami tunduk pada Kristus, suami akan mempunyai otoritas yang membuat isteri tunduk dan menghormati suami.
Konflik akan terus terjadi karena nada-nada akan terus berubah, tapi kita memiliki "Dirigen Agung" yang akan mengubah menjadi simfoni indah, jangan takut konflik karena perbedaan selalu ada dalam pribadi suami-istri, belajar saling mengenal tidak pernah selesai.
Ubah konflik menjadi sebuah kekuatan supaya keluarga kita menjadi luar biasa, caranya dengan saling mengampuni. Konflik tidak bisa diselesaikan dengan doa.
Bagaimana mengampuni dalam suami isteri? Kita masing-masing harus menyadari kita sering salah, bisa salah dan akan buat salah tanpa di sengaja. Kalau masing-masing punya kesadaran ini maka ketika kita mendapati suami atau isteri kita bersalah kita akan bisa menerima, sehingga konflik bisa diubah jadi berkat.
JANGAN MELAKUKAN 3 HAL INI, KETIKA PASANGAN KITA SALAH:
- Kita marah, apakah kita berani marah pada diri sendiri ketika melakukan kesalahan.
- Jangan menuntut pasangan kita tidak boleh buat salah, tapi sebelum kita menuntut kembalikan pada diri sendiri, apakah kita berani menuntut diri sendiri sempurna.
- Jangan berharap pasangan kita sempurna, tapi sediakan tempat yang luas, suatu hari pasangan kita bisa berbuat salah lagi sama seperti kita.
JUJUR PADA DIRI SENDIRI, APAKAH KITA JUGA SERING BUAT KONFLIK DENGAN TUHAN?, LAKUKAN SEPERTI YANG TUHAN BUAT KEPADA KITA.
UBAH KONFLIK MENJADI ENERGI PENGGERAK [BAHAN BAKAR] SUPAYA RUMAH TANGGA BERJALAN MAJU DENGAN BAIK.
Sesi tanya jawab:
Jawab: setelah menikah di atas 20 tahun, justru komunikasi bicara semakin berkurang, karena bahasa tubuh kita bisa dimengerti oleh pasangannya, bahasa mata pun bisa dimengerti.
Dalam peperangan, yang menjadi target selalu menaklukkan alat komunikasi musuh. Karena kalau komunikasi lumpuh, musuh gampang dikalahkan. Iblis memakai strategi ini menghancurkan komunikasi suami isteri supaya gampang dihancurkan. Akar kata komunikasi dari komuni: persekutuan dengan tubuh Kristus.
Jawab: Tuhan benci perceraian [Maleakhi 2:16]. Karena perceraian bukan solusi, ketika kita menikah dengan orang lain kita akan menemukan konflik lagi.
JANGAN SALING MENUDUH, KARENA MEMBUAT KOMUNIKASI RUSAK, KONFLIK BERTAMBAH BESAR KALAU ADA TUNTUTAN DARI MASING-MASING.
Jangan pernah menuntut pasangan kita, Ingat Tuhan tidak pernah menuntut kepada umat-Nya untuk sesuatu, tapi mengharapkan untuk sesuatu.
Yesaya 48:18 (TB) Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku,
3. Kepada siapa yang tepat untuk diminta nasihat ketika suami-isteri sepertinya menghadapi jalan buntu dalam konflik?
Jawab: Efesus 4:25 (TB) Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.
Suami adalah kepala dan istri adalah tubuh. Konflik makin besar ketika ada dusta diantara suami isteri, dan penyebab adanya dusta karena ada dosa tersembunyi, padahal mereka harusnya terbuka.
Kejadian 2:25 (TB) Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.
Harta dan hati selalu menyatu oleh karena itu suami isteri tidak boleh pisah harta. Mereka harus terbuka dalam segala hal tidak boleh ada rahasia, sehingga konflik bisa diselesaikan dengan keterbukaan.
Belajar dari struktur tubuh kita:
Ada saraf reflek dalam tubuh kita. Contoh: ketika jempol kaki kita menyentuh puntung rokok yang masih menyala dan panas, tidak ada satu detik kaki kita akan reflek diangkat, karena ada laporan ke otak saraf yang memberi tahu panas, tarik kaki. Dari jempol kaki ke arah kepala saraf pusat, melewati banyak bagian tubuh, seandainya ada dusta diantara anggota tubuh, contoh lutut berbohong, tidak ada yang panas, maka tidak ada perintah yang diterima oleh jempol kaki, dan akibatnya jempol kaki bisa melepuh matang karena api. Akibat kebohongan, maka ada yang terluka.
Jangan cari mentor orang ketiga yang tidak bijaksana, karena malah akan memperkeruh suasana. Tapi suami istri merendahkan diri dahulu di hadapan Tuhan, sambil introspeksi diri, kalau sudah mentok cari mentor yang tepat.
Amin, Tuhan Yesus memberkati.
Niken.
https://www.youtube.com/live/N8IjbrnCVGg?si=jTrS1n0f-z4qaNd9
https://www.facebook.com/share/v/tahVDMCvTN2wVEzu/?mibextid=qi2Omg





Komentar
Posting Komentar